Musik dangdut sudah tidak asing lagi bagi kita, dari mulai anak-anak hingga dewasa pasti tahu bagaimana musik dangdut. Bentuk musik ini dulunya berakar dari musik melayu yang dipengaruhi oleh musik India (diambil dari alat musiknya yang bernama tabla atau musik yang menggunakan gendang) sedangkan cengkok dan harmonisasi merujuk ke musik arab. Sekitar tahun 60-an mulai dipadukan dengan musik barat yang identik dengan penggunaan gitar listrik. Dan akhirnya pada tahun 70-an mulai ditambah dengan suling dan joget yang gemulai.
Sangat disayangkan, kini musik dangdut telah memiliki banyak perubahan yang lebih dikenal karena sisi negatifnya, pakaian serta gerakan tidak pantas sering disuguhkan dalam berbagai pertunjukan musik dangdut. miris memang, tapi pada kenyataannya itu yang terjadi.
Cengkok
Cengkok adalah suara penyanyi yang terdengar meliuk-liuk mengikuti hentakan gendang serta alunan suling. Tanpa cengkok, lagu dangdut dianggap mati karena tidak ada bedanya dengan lagu lain. selain dari alat musik yang digunakan, disinilah letak kekhasan dari musik dangdut.
Tokoh dangdut
Salah satu tokoh dangdut Indonesia yang terkenal adalah Rhoma Irama. Rhoma Irama menggunakan dangdut sebagai sarana berdakwah. Lagu dangdut yang ia ciptakan sudah sangat banyak yang sebagian besar berisi tentang ajaran hidup.
Mengapa dinamakan dangdut?
Dangdut dikenal dengan alat musik gendang yang jika dipukul-pukul akan menghasilkan bunyi ‘dang’ dan ‘dut’ karena itulah musik ini dinamakan ‘dangdut’.
Mengistilahkan musik dangdut sebagai musik orang-orang pinggiran sepertinya sudah sangat melekat di masyarakat, mungkin karena sejak dulu dangdut selalu identik dengan acara pernikahan di desa (Misalnya saja ‘layar tancap’ yang diputarnya film-film rhoma irama pada acara pernikahan), sedekahan desa, lagu wajib diterminal-terminal dan warung-warung kaki lima, sehingga orang dari kalangan atas enggan mendengarkannya dan lebih memilih musik aliran lain seperti pop, jaz, hip hop, atau rock. Padahal diluar negeri musik dangdut kini mulai booming dan memiliki penggemarnya sendiri. Sah-sah saja mendengarkan musik lain tapi jangan sampai lupa dengan musik dari negeri sendiri. Kalau sudah diklaim negara lain kita sendiri yang repot, bukan?
Diajukan untuk menempuh mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Sangsang Sangabakti
Oleh :
Priyanti komalasari
3 KA 07
14109850
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur terucap kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan penulis menyusun proposal ini adalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Bahasa Indonesia.
Tersusunnya proposal ini tidak hanya hasil dari pekerjaan penulis semata namun bantuan serta masukan dari berbagai pihak juga menjadi hal penting dalam hal ini. Untuk itu penulis berterima kasih kepada Bapak Sangsang Sangabakti selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia, serta semua teman-teman yang senantiasa memberikan masukan demi tersusunnya proposal ini.
Penulis menyadari kekurangan dan ketidaksempurnaan dari proposal ini dikarenakan keterbatasan penulis maka dari itu saran dan masukan yang membangun merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh penulis demi menyempurnakan proposal ini.
Depok, 29 November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Bab I - Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................
2.3 Upaya Penerapan Budaya Demokrasi di Sekolah...............................
2.4 Langkah – langkah Rencana Pembudayaan Demokrasi di Sekolah.....
Bab III – Metode Penelitian
3.1 Sasaran, Waktu, dan Lokasi Penelitian...............................................
3.2 Metode Penelitian..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Sekolah merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran utama dalam menumbuhkan budaya demokrasi di kalangan pelajar. Oleh karena itu, sekolah harus menampilkan budaya demokratis dalam pengelolaan pendidikannya.
1.2Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap nilai-nilai demokrasi, terutama yang ada dilingkungan sekolah.
Permasalahan yang muncul diantaranya yaitu:
- seringnya anak memilih – milih teman dalam bergaul.
- kurangnya sikap menghargai pendapat teman yang berbeda dengan pendapatnya.
- masih sering terjadi kekerasan antar siswa.
Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini akan memaparkan pentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan disekolah. Untuk itu, penulis menyusun proposal ini dengan judul “PENERAPAN BUDAYA DEMOKRASI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR”.
1.3Batasan Masalah
Pembahasan tentang demokrasi sangat luas sekali pengkajiannya. Untuk itu penulis sengaja menyempitkan bahasan agar tidak terjadi ketidak tepatan sasaran dari tujuan penelitian ini. Penulis membatasi permasalahan yaitu pada masalah demokrasi di sekolah.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta permasalahan yang ada maka dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah :
1. Bagaimanakah cara mendeskripsikan budaya demokrasi pada siswa sekolah dasar?
2. Bagaimanakah solusi dalam mengatasi faktor penghambat pelaksanaan budaya demokrasi disekolah?
1.5 tujuan penelitian
1. Mendeskripsikan pemahaman siswa mengenai konsep demokrasi
2. Mendeskripsikan pelaksanaan budaya demokrasi di sekolah
3. Mendeskripsikan faktor pendukung pelaksanaan budaya demokrasi di sekolah
4. Mendeskripsikan faktor penghambat pelaksanaan budaya demokrasi di sekolah
5. Mendeskripsikan solusi dalam mengatasi faktor penghambat pelaksanaan budaya demokrasi di sekolah.
1.6 manfaat penelitian
Secara praktis hasil penelitian ini akan menjadi referensi bagi guru sekolah dasar untuk kepentingan mata pelajaran ini, khususnya yang berkaitan dengan siswa. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan penelitian lebih lanjut bagi peneliti.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Menurut Internasional Commision of Jurits
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.
Menurut Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
Menurut C.F Strong
Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
2.2 Landasan-landasan Demokrasi
·Pembukaan UUD 1945
1. Alinea pertama : Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
2. Alinea kedua : Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3. Alinea ketiga : Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.
4. Alinea keempat : Melindungi segenap bangsa.
·Batang Tubuh UUD 1945
1. Pasal 1 ayat 2 : Kedaulatan adalah ditangan rakyat.
2. Pasal 2 : Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3. Pasal 6 : Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
4. Pasal 24 dan Pasal 25 : Peradilan yang merdeka.
5. Pasal 27 ayat 1 : Persamaan kedudukan di dalam hukum.
6. Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
·Lain-lain
1. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi
2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
2.3 Upaya penerapan budaya demokrasi di sekolah
Budaya demokrasi adalah kemampuan manusia yang berupa sikap dan kegiatan yang sesuai untuk membangun sistem pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Sekolah sendiri merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran utama dalam menumbuhkan budaya demokrasi di kalangan pelajar. Oleh karena itu, sekolah harus menampilkan budaya demokratis dalam pengelolaan pendidikannya.
Terbentuknya budaya demokrasi disekolah dasar banyak ditentukan oleh penerapan sistem pendidikan yang berlaku, sehingga semakin demokratis pelaksanaan pendidikan di suatu sekolah, akan memberikan implikasi pada peningkatan taraf kepedulian siswa terhadap hak dan kewajibannya. Pengaruh yang sangat kuat dari penerapan demokrasi disekolah dasar yaitu berkembangnya keberagaman pola pikir anak dan kreativitas yang tinggi. Penerapan budaya demokrasi dipandang mampu untuk ikut membantu pelaksanaan dan penanaman demokrasi pendidikan kepada para siswa.
Secara konseptual, pendidikan demokrasi sekolah dasar adalah suatu bentuk pendidikan yang memuat unsur-unsur pendidikan demokrasi yang berlaku disekolah, di mana prinsip umum demokrasi yang mengandung pengertian mekanisme sosial politik yang dilakukan melalui prinsip dari, oleh, dan untuk warga sekolah menjadi fondasi dan tujuannya. Mengacu pada realitas demokrasi di Indonesia, pendidikan demokrasi dalam pendidikan kehidupan sekolah dengan konsep itu sudah saatnya dilakukan. Tujuannya adalah untuk membangun kesadaran siswa akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakannya secara demokratis dikehidupan sehari-harinya. Pelaksanaan budaya demokrasi yang umumnya diterapkan di sekolah dasar adalah pemilihan pengurus kelas, dimana hal ini merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran nyata dalam berpolitik secara demokratis pada tataran sekolah. Adapun faktor yang mendukung pelaksanaan budaya demokrasi di sekolah antara lain:
-tersedianya wadah pembelajaran berorganisasi bagi siswa di sekolah;
-adanya keleluasaan untuk mengemukakan pendapat pada saat musyawarah;
-sekolah memberikan dukungan baik dari segi pendanaan kegiatan, fasilitas, dan sarana prasarana, maupun dari segi pembelajaran demokrasi seperti diberikannya materi demokrasi pada mata pelajaran PKn serta materi pembinaan kesiswaan berkaitan dengan pembelajaran demokrasi;
Adapun faktor penghambat dari pelaksanaan budaya demokrasi di sekolah adalah:
-kurangnya kesadaran siswa untuk tertib pada saat melakukan musyawarah kelas.
-sifat malu bertanya ataupun mengemukakan pendapat yang terkadang ada di diri siswa.
-adanya pengaruh negatif dari guru yang terlalu keras dalam mengajar siswa juga berdampak pada terhambatnya pelaksanaan budaya demokrasi di sekolah
-perbedaan pendapat yang muncul pada saat musyawarah.
Solusi untuk mengatasi faktor penghambat tersebut antara lain:
-pentingnya kesadaran diri yang harus dimiliki oleh setiap siswa pada pelaksaan kegiatan musyawarah di sekolah.
-keikutsertaan guru dalam pelaksanaan jalannya musyawarah yang dilakukan oleh siswa;
-kesabaran guru dalam menghadapi siswa.
Baik pengajar maupun peserta didik ternyata dipengaruhi oleh nilai sosial, pengetahuan, dan minat masing-masing. Pengajar yang memiliki potensi tinggi dalam disiplin ilmu serta mampu mengolah topik menjadi sajian menarik, diyakini akan berdampak positif terhadap penerima pesan atau peserta didik. Sebaliknya kebekuan komunikasi karena perbedaan persepsi yang besar antara pengajar dan peserta didik berakibat buruk terhadap proses belajar. Untuk mengefektifkan materi ajar yang disampaikan, maka dalam inovasi model dan desain pembelajaran demokratis difasilitasi melalui penggunaan berbagai media yang ada, tersedia dan mudah didapat di sekitar lingkungan keseharian siswa.
2.4 Langkah-langkah rencana pembudayaan demokrasi di sekolah
Sebenarnya demokrasi di sekolah bisa langsung diterapkan dalam praktik, mulai pemilihan pengurus kelas hingga osis. Dalam praktik pembelajaran siswa lebih banyak berdiskusi dan bercurah pikir. Perlu ada budaya untuk menghargai pendapat dan lain sebagainya. Selengkapnya seperti di uraikan dibawah ini:
1.menerima teman – teman yang berbeda latar belakang budaya, ras, dan agama.
2.Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita.
3.Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah.
4.Bersedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas.
5.Sikap anti kekerasan
6.Memiliki kejujuran dan integritas.
7.Memiliki rasa malu dan tanggung jawab kepada sekolah.
8.Menghargai hak – hak kaum minoritas.
9.Menghargai perbedaan yang ada pada siswa.
10.Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama dalam menyelesaikan masalah.
11.Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja.
12.Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
13.Tidak merasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan siswa lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah siswa siswa sekolah dasar . rencana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini kurang lebih selama 6 bualn (1 semester), mulai dari bulan januari-juni yang bertempat di SD Leuwinanggung Kota Depok.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep demokrasi sedangkan penelitian kualitatif deskriptif digunakan untuk mengetahui pelaksanaan, faktor pendukung, faktor penghambat, dan solusi budaya demokrasi di sekolah. Subjek penelitiannya adalah siswa- siswi SD leuwinanggung. Adapun tahapan pengumpulan data yang dipergunakan adalah angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan resuksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Ketika menulis judul diatas saya jadi teringat dengan ibu-ibu yang tinggal diseberang rumah, bertahun-tahun hidup sendiri karena ditinggal suami yang entah kemana, harus menghidupi kedua anaknya yang sekarang sudah lumayan besar, mulai dari berdagang hingga menjadi pembantu rumah tangga pun ia jalani, hebatnya si ibu ini begitu setia terhadap suaminya, ditinggal bertahun-tahun oleh suami yang entah kemana, tapi tak ada niat sedikit pun baginya untuk mencari yang lain. Ya, kadang saya sering kasihan melihat anaknya *yang juga teman saya sendiri* kadang hanya makan seadanya, tapi walaupun begitu keluarga mereka sungguh terlihat bahagia, tak pernah saya mendengar keluhan dari teman saya itu, canda tawa yang selalu saya lihat ketika main kerumahnya. Tentu ini berkat sesosok perempuan yang tegar, ibu yang selalu mendidik anak-anaknya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Hmmm..tiba-tiba jadi teringat lagunya Ungu - doa untuk ibu J
Kau memberikanku hidup..
Kau memberikanku kasih sayang..
Tulusnya cintamu..putihnya kasihmu..takkan pernah terbalaskan..
Hangat dalam dekapanmu..memberikan aku kedamaian..
Eratnya pelukmu..nikmatnya belaimu..tak kan pernah terlupakan..
Ibu..
Terimakasih, untuk kasih sayang yang tak pernah usai..
Tulus cintamu takkan mampu untuk terbalaskan..
Ibu..
Semoga tuhan memberikan kedamaian dalam hidupmu..
Putih kasihmu kan abadi dalam hidupku..
Saya selalu bangga terlahir sebagai perempuan, mengapa tidak? Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perempuan. Perempuan sekarang jauh berbeda dengan perempuan dulu, kini perempuan tidak sebatas didapur saja. Berikut ini beberapa profesi yang banyak dijalani oleh perempuan :
1.Pengajar/Guru
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, karna dituntut kesabaran yang tinggi dalam mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan murid-muridnya. Tidak hanya itu guru juga harus menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya.
2.Perancang busana
Menjadi perancang busana membutuhkan kerja keras dan kreatifitas yang tinggi. Walaupun begitu banyak perempuan yang menyukai profesi ini, karena selain bekerja dengan penghasilan yang menjanjikan, pekerjaan ini juga bisa dilakukan kapan pun dimana pun. Ketika dirumah pun mereka bisa sambil mengerjakan pekerjaan sambil menjaga anak.
3.Chef
Tak sekedar kemampuan memasak yang dibutuhkan untuk menjadi seorang chef. Yang pasti, profesi menjanjikan ini kini jadi incaran banyak orang. Apalagi berkat bermunculannya acara masak ditelevisi.
4.Bidan
Seorang bidan bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.
5.Dokter
Banyak sekali perempuan yang menjadi dokter, dokter berperan aktif dalam kesehatan masyarakat. Melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, dan posyandu contohnya.
6.Penulis
Menulis merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan, selain dapat menyalurkan ide-ide kreatif dan cerita-cerita unik, dibalik itu kita juga akan mendapat honor yang cukup lumayan. Waktu menulis pun bisa diatur kapan saja dan dimana saja sesuai keinginan kita, tidak heran jika banyak perempuan indonesia yang menjadi penulis. J