EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain baik dari dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansakerta, Arab, Portugis, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua,unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Pemakaian Tanda Baca
A. Tanda Titik (.)
(1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya: Anak kecil itu menangis.
(2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean suatu judul bab atau subbab.
Misalnya:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral PMD
B. Direktorat Jendral Agraria
1. Subdit ...
2. Subdit ...
Catatan : Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka pada pengkodean sistem digit jika angka itu merupakan yang terAkhir dalam deretan angka sebelum judul bab atau subbab.
(3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu dan jangka waktu.
Misalnya: Pukul 12.10.20 (pukul 12 lewat 10 menit 20 detik)
(4) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
(5) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya: Lawrence, Marry S. Writting as a thinking process. Ann
Arbor: University of Michigan Press, 1974.
(6) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya: Koleksi buku di perpustakaanku sebanyak 2.799 judul.
(7) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, misalnya judul buku, karangan lain, kepala ilustrasi, atau label.
Misalnya: Catur untuk Semua Umur (tanpa titik)
(8) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya: Semarang 17350 (tanpa titik)
B. Tanda Koma (,)
(1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya: Reni membeli permen, roti, dan air mineral.
(2) Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
(3) Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Tetapi tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
(4) Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya: Jadi, masalahnya tidak semudah itu.
(5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya: Wah, bagus, ya!
(6) Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya: Kata ibu, “Saya berbahagia sekali”.
(7) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (ii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya: Jakarta, 11 November 2003
(8) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
(9) Tanda koma dipakai di antara nam orang atau gelar akademik yang mengikutinya.
Misalnya: Zukri Karyadi, M.A.
(10) Dipakai intuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya membatasi.
Misalnya: Guru saya, Pak Maliki, Pandai sekali.
(11) Dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat
Misalnya: Atas perhatian Dewi, Kartika mengucapkan terimakasih.
(12) Tanda koma tidak dipaki untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya: “Baca dengan teliti!” ujar Bu guru.
C. Tanda Titik koma (;)
(1) Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya: Hari makin siang; dagangannya belum juga terjual.
(2) Dipakai sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya: Ayah mencuci mobil; ibu sibuk mengetik makalah; saya sendiri asyik menonton sepak bola.
(3) Dipakai untuk memisahkan unsur-unsur dalam kalimat kompleks yang tidak cukup dipisahkan dengan tanda koma.
D. Tanda Titik Dua (;)
(1) Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap diikuti perincian.
Misalnya: STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi.
(2) Dapat dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan penerimaan.
Misalnya:
Ketua : Nawangwulan
Sekretaris : N.Handayani
Bendahara : Annisa
(3) Dapat dipakai dalam tteks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan.
(4) Dipakai di antara jilid atau nomor halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab suci, di antara judul dan anak judul suatau karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
E. Tanda Hubung (-)
(1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
(2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
(3) Menyambung unsur-unsur kata ulang.
(4) Menyambung huruf yang di eja satu-satu ataupun bagian-bagian tanggal, bulan, dan tahun.
(5) Boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
(6) Dipakai untuk merangkai unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa asing.
F. Tanda Pisah ( - ) *panjang dua kali tanda hubung)
(1) Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar kalimat.
(2) Menegaskan adanya keterangan lain, sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
(3) Dipakai di antara dua nama tempat atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.
Misalnya:
Jakarta – Bogor
Tanggal 10 – 15 November 1996
G. Tanda Elipsis (...)
(1) Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya: Jika demikian ... ya, apa boleh buat.
(2) Menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya: Sebab-sebab kolusi di ... akan diteliti lebih lanjut.
H. Tanda Tanya (?)
(1) Dipakai pada akhir kalimat.
Misalnya: Kapan anda wisuda?
(2) Dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya: Kios sebanyak 200 pintu (?) terbakar.
I. Tanda Seru (!)
(1) Dipakai sesudah ungkapan yang berupa seruan atau perintah.
J. Tanda kurung (( ...))
(1) Dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
(2) Dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
(3) Dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
(4) Dipakai ntuk mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
K. Tanda Kurung Siku ([ ... ])
(1). Dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
(2) Dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah tertanda kurung.
L. Tanda Petik (“ ... “)
(1) Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan.
(2) Dipakai untuk mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang diacu pada kalimat.
(3) Dipakai untuk mengapit istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.
(4) dipakai untuk mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
(5) Dipakai untuk menandai bagian kalimat yang tidak mengandung arti sebenarnya.
M. Tanda Petik Tumggal (‘ ... ‘)
(1) Dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
(2) Dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, penjelasan kata atau ungkapan asing.
N. Tanda Garis Miring (/)
(1) Dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandan masa satu tahun, yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya: Tahun akademik 2003/2004
(2)Dipakai sebagi pengganti kata atau dan tiap.
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Menunjukan penghilang bagian kata.
Misalnya: Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
Sumber : Buku Komposisi Bahasa Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar