SAAT HUJAN
Ditulisan kali ini saya ingin menceritakan sedikit pengalaman yang pernah saya alami sewaktu SMA, Siang itu hujan turun tidak terlalu deras, saya dan beberapa teman bergegas pulang, tapi ditengah perjalanan hujan bertambah deras seakan-akan tidak mengijinkan kami pulang, akhirnya kami berteduh dibawah kios kosong yang tidak terlalu besar tetapi cukup untuk menghalangi kami dari hujan. Disebrang kios terlihat bapak-bapak tua yang sedang duduk didepan dipagar rumah, bapak-bapak itu terlihat begitu lusuh mungkin karena kehujanan atau mungkin juga karena sudah lama ia tidak mandi, terlihat dari pakaiannya yang kotor, bahkan kaos warna hijau tua yang ia kenakan sudah tidak jelas lagi bergambar apa, sekilas seperti gambar bola. ia membawa plastik besar yang entah apa isinya. Bapak-bapak itu terus saja memperhatikan kami *mungkin pengemis yang ingin meminta-minta, tapi wajahnya terlihat sama sekali tidak bersahabat seperti ingin memasukan kami kedalam plastik yang dibawanya :-p Beberapa menit kemudian wajahnya yang tadi terlihat galak tiba-tiba cerah seperti menemukan sesuatu yang sudah lama ia cari-cari. Ia mulai menghampiri kami, kami sangat takut dan berebut ingin bersembunyi dipunggung teman kami yang berdiri paling belakang. Aahh..sial..kenapa harus aku yang bediri paling depan menghadapi bapak-bapak seram itu. Lalu dia mengeluarkan buku yang sepertinya ia temukan dipinggir jalan, mungkin lebih tepatnya ia temukan ditumpukan sampah-sampah karena buku itu terlihat agak kotor, sambil berkata “mau neng?” aku hanya menggelengkan kepala, lalu dia berkata lagi “ambil aja, ga apa-apa” aku tetap menggelengkan kepala, ia terus memaksa dan akhirnya memohon, wajahnya yang tadi terlihat seram kini terlihat begitu mengiba, sepertinya ia berharap sekali aku mengambilnya. Dalam pikiran ku saat itu “mungkin sebaiknya aku mengambilnya, jika bapak-bapak didepan ku sudah pergi baru aku buang jauh buku tulis itu, aahh tapi tidak usahlah buat apa aku mengambilnya mungkin saja ia pencopet yang berpura-pura memberi buku lalu pergi sambil mengambil uangku %-) atau mungkin ia mengira aku selebriti sehingga ia memberikan aku buku tulis dan setelah itu meminta aku menandatanganinya :-p ” ia terus saja melihat kearahku dan memohon agar aku mengambil buku tulis itu, tidak tega rasanya melihat wajahnya yang begitu lusuh, temanku dibelakang tidak berkata apa-apa mungkin mereka juga takut sama sepertiku atau mereka benar-benar tidak peduli denganku sehingga membiarkan aku menghadapi bapak-bapak seram itu sendirain? %-) Ahh sudahlah sebaiknya aku ambil saja dulu buku tulis itu. Tiba-tiba ia menarik tanganku keras sekali sambil tertawa dan berkata “kalau mau buku ini, kamu harus jadi anak saya dulu” aku mulai panik dan ketakutan begitu juga dengan teman-temanku, lalu ada bapak-bapak lain menghampiri sambil mengusir bapak-bapak seram itu dan berjalan pergi sambil berkata “hati-hati neng, bapak-bapak tadi stres anak satu-satunya meninggal” kami terdiam sesaat, lalu teman ku berkata dengan wajah ketakutan “pindah yuk” kami pun berlari sekencang-kencangnya.
0 komentar:
Posting Komentar